Pertama Test Motor Listrik Adora Ke Puncak, Akselerasi Responsif di Tanjakan Licin

Jadwalbalap.com – Adora, mainan baru Indomobil Group. Motor listrik desain anak bangsa diklaim mampu menempuh 110 km hanya berbekal single baterai saja yaitu 76.8V 32Ah bersertifikasi IP67 dari Phylion. Penasaran sama motor listrik paling murah cuma 25 juta ini, maka kami mencoba meminjam ke Indomobil Emotor di markasnya di Jl MT Haryono Jakarta.
Pucuk dicinta ulam pun tiba, kita mendapatkan 1 unit Adora untuk melakukan pengetesan dan tak tanggung-tanggung ke tes ke puncak tepatnya ke Grand Aston Puncak(27/2). Jarak Jakarta ke Grand Aston Puncak 81,8 km, jika kita kalkulasi Adora mampu 110 km.
Awal kita start dari Pasar Minggu pagi hari jam 8, kondisi baterai full 100 %. Pas buka throtle gas terasa tersentak dan tersendat-sendat mirip kehabisan bensin. Kita coba mainkan bukaan lebih smooth baru normal tapi gejala itu masih ada jika kita turunkan gas atau stop en go.
Setelah konsultasi dengan pihak teknisi dan marketing Adora, harus mematikan HSA(Hill Start Assist) dan TSC(Traction Control System) dengan teknik gas pol dan rem saat nyalakan kontak.
Dan itu berhasil saat berhenti di Depok untuk menjemput teman, tapi harus 2 kali melakukan reset baru berhasil. Gejala tersentak dan tersendat hilang, mungkin karena jargonnya “Siap Tersentak, Siap Bergerak” emang benar adanya.

Adora sendiri memiliki 3 mode, mode 1 (30-35 km/jam), 2 (50-55 km/jam) dan 3(70-75 km/jam) Karena ini mencoba semua mode dan mengetahui seberapa tangguh Adora ini kami memakai mode 3 langsung.
Saat memakai mode 3 kami bisa top speed 75 km/jam dengan jalanan tanjakan turunan menuju Bogor, asumsi boncengan total 150 kg.
Sesampai di Bogor pada jam 11 siang, waktu ditempuh 2 jam dngan kondisi lalu lintas lancar. Baterai sendiri menunjukkan 40 %, jadi kami menghabiskan 60 % dari baterai.
Maka karena itu kami melakukan charge pertama di SPKLU Pajajaran Bogor sekaligus istirahat makan siang. Disini kami melakukan pengisian token listrik 20 ribu mendapatkan 9 Kwh untuk melakukan charging dengan charge bawaan Adora 5 A,
Charging selama 1,5 jam kami mendapatkan 55 % saja karena mengejar waktu kami gas kembali menuju puncak. Jarak yang tersisa 20 km dengan waktu 1 jam menuju puncak.
Disini kami masih memakai mode 3, ternyata belum sampai tujuan kondisi baterai turun menjadi 28 %. Maka mencari SPKLU terdekat, nyari google maps ketemulah Cipayung. Maka charging kedua dilakukan.

Di Cipayung agak unik, jika sewaktu di Pajajaran itu memakai stop kontak seperti bawaan rumah tapi disini tidak tersedia. Hanya tersedia tipe AC output 250 v 32 A, tapi untungnya pak satpam meminjamkan converter untuk charger yang baru kami ketahui.
Dari keterangan satpam PLN Cipayung itu, biasanya konsumen bawa sendiri converter tapi bisa pinjam. Jika di marketplace online seharga 250 ribu. Ini wajib dimiliki motor listrik user untuk memudahkan charging dimana saja tanpa kendala.
Maka kita charge sekaligus istirahat karena ada teman akan menyusul, kali ini tidak memakai token tapi memakai aplikasi PLN mobile khusus EV, enaknya pembayaran pakai gopay 15 ribu dapat 5 Kwh. Jika tidak terpakai akan kembali, tidak seperti model token PLN di Pajajaran jika tidak terpakai Kwh tidak kembali.
Kita tunggu sekitar 1 jam, baterai naik 60 % maka kita lanjutkan ke Grand Aston Puncak. Masih posisi mode 3 tapi tidak boncengan, lebih ringan dan melihat kondisi tanjakan.
Kontur jalan yang berkelok-kelok cocok buat Adora, bodinya yang slim membuka angin aerodinamis dan responsif. Sok depan belakang stabil dan paling disuka pada bagian rem itu pakem banget jadi lebih safety.

Karena keasyikan riding tak sadar baterai sudah mendekati 10 % tapi untung tidak panik karena pas Grand Aston Puncak sampai dengan selamat pas jam 5 sore.
Di tujuan kami istirahat dan melakukan charge kembali untuk perjalanan pulang tapi sayang SPKLU disana tipe AC juga tapi tidak menyediakan converter dan akhirnya kita minta bantuan pihak hotel untuk meminjam listrik untuk charging selama 2 jam.
Daya meningkat sampai 65 % cukup untuk turun, dan sinilah kita merubah riding habit . Sebelumnya memakai mode 3 dan sekarang pakai mode 1 dan 2 aja. Ini juga sebelumnya konsultasi pihak Adora bahwa ada fitur Regen dan kita belum mengaktifkan sama sekali.
Setelah kita mengaktifkan tipe regen ini, baterai tidak cepat terkuras sama sekali. Jadi mulai dari Grand Aston Puncak turun ke SPKLU Cipayung yang berjarak 20 km, kita hanya habis 5 % saja.
Sesampainya di SPKLU Cipayung kita melakukan kembali untuk mencapai 100 % untuk pulang dan diputuskan menginap semalaman agar besok pagi fresh balik Jakarta.
Pagi harinya Adora 100 % full, kita pede langsung gas ke Jakarta tanpa charge kembali(28/2). Perjalanan pulang disambut hujan, mode yang dipakai hanya 1 dan 2 saja. Kecepatan mentok 55 km/jam.
Perjalanan selama 2 jam sampai kembali ke wisma Indomobil, baterai Adora hanya berkurang 31 % dan ini lebih irit daripada waktu berangkat memakai mode 3 nya.

Kesimpulan kami dari test yang dilakukan Adora bahwa motor listrik desain lokal ini layak dipakai turing tapi harus memahami driving habit, jika kebiasaan di motor konvesional suka bejek gas maka daya akan cepat berkurang.
Secara akselerasi, Adora sangatlah responsif dibandingkan motor listrik lainnya karena harus diurut untuk bisa mencapai kecepatan yang diinginkan. Adora bikin tersentak, sedikit kekurangan pada baterai hanya single 76.8V 32Ah masih kurang tangguh dan charger hanya 5 A ini membutuhkan 4 jam untuk full.
Tapi overall Adora layak dipakai dalam atau luar kota, dengan harganya 25 juta termurah dikelas, layak dipinang. Sudah Smart Key loh ini, bisa dinyalakan dari jarak jauh 1 km. Banyak di fitur high tech dengan harga segitu, banyak menangnya. Jika ada cicilan diskon lunak, kami pun mau.fey