Balap

Agya GR Sport, Kunci TGRI Sapu Bersih Kejurnas Slalom 2025

Agya GR Sport, Kunci TGRI Sapu Bersih Kejurnas Slalom 2025
Agya GR Sport, Kunci TGRI Sapu Bersih Kejurnas Slalom 2025.

JADWALBALAP.COM, BANDUNG – Bandung pada akhir pekan (8/11) menjadi saksi bagaimana sebuah mobil mungil mampu mengubah jalannya kompetisi.

Dalam riuh rendah deru mesin dan serpihan asap ban, New Agya GR Sport mobil yang tampak sederhana dengan mesin tiga silinder 1.2 liter menjadi pusat perhatian di antara mobil-mobil kompetitor bermesin 1.500 cc empat silinder.

Tidak banyak yang menduga bahwa si kecil inilah yang justru berdiri paling beringas di tengah arena slalom.

Toyota Gazoo Racing Indonesia datang dengan keyakinan kuat, tetapi bahkan keyakinan itu belum cukup menggambarkan bagaimana hasil akhirnya. Enam gelar nasional di Kejurnas Slalom 2025 berhasil mereka kuasai sekaligus: Grup A, Grup F, Team A, Team F, Kelas Wanita, hingga Team Tandem.

Semua disapu bersih, menjadikan Agya GR Sport bukan hanya mobil balap, tetapi simbol konsistensi dan ketelitian.

Adrianza Yunial, salah satu peslalom andalan tim, masih mengingat setiap detik yang mendebarkan ketika ia bersiap memasuki lintasan. Dengan mesin yang lebih kecil dibandingkan para rival, ia harus bermain sempurna.

“Mobil ini kompak dan sangat lincah, tapi itu juga berarti kesalahan sekecil apa pun bisa membuang waktu. Kami harus benar-benar presisi,” ujarnya. Kelincahan Agya GR Sport menjadi semacam keunggulan tersembunyi; mobil ini bergerak cepat, ringan, dan selalu patuh mengikuti perintah.

Namun, performa itu tidak datang begitu saja. Di balik kecepatan yang terlihat di arena, ada kerja panjang di garasi dan lintasan latihan.

Tim engineer TGRI menjadikan sektor kaki-kaki sebagai fokus utama. Suspensi, geometri roda, respons chassis dan semuanya dipoles demi menciptakan mobil yang mampu menari di antara cone tanpa kehilangan stabilitas.

Naufal Shafwan, yang ikut menjadi bagian penting dari pengembangan tersebut, merasakan transformasi besar setelah serangkaian penyempurnaan dilakukan.

“Setelah pengembangan kaki-kaki, mobil terasa lebih nurut. Masuk tikungan, keluar tikungan, mobil langsung merespons tanpa ragu. Itu yang membuat kami makin percaya diri,” katanya.

Pada sesi-sesi latihan, Naufal yang awalnya tertinggal dari beberapa seniornya, justru semakin menemukan ritme. Perlahan ia mulai menempel, lalu menyaingi, hingga akhirnya mampu tampil kompetitif di setiap sesi.

Karakter Agya GR Sport yang lincah menjadi senjata utamanya. Rem tangan tidak perlu ditarik terlalu dalam; mobil sudah berputar lincah mengikuti arah yang diinginkan.

Meskipun hanya tiga silinder, kemampuan mobil ini justru semakin terlihat di lintasan yang menuntut kelincahan ekstrem. Paduan antara kemampuan mobil dan kepiawaian peslalom akhirnya mencapai titik puncaknya di Bandung.

Setiap run terasa seperti tarian yang harmonis, cekatan, cepat, dan bersih dari kesalahan. Ketika semua waktu dirangkum dan hasil diumumkan, TGRI berdiri sebagai penguasa mutlak Kejurnas Slalom 2025. Tidak ada kelas bergengsi yang luput dari genggaman mereka.

Prestasi itu menjadi bukti bahwa ukuran mesin bukanlah penentu segalanya. Dengan pengembangan yang tepat, strategi yang matang, dan pengemudi yang mampu menjaga ritme tanpa salah langkah, mobil sekecil Agya GR Sport bisa menjadi penguasa lintasan.

Pada akhirnya, kemenangan TGRI di enam gelar nasional bukan hanya tentang kecepatan, melainkan tentang filosofi balap: harmoni antara teknik, manusia, dan mesin.fey