Kombinasi Busi Iridium dan Sensor Oksigen Bikin BBM Irit, Ini Penjelasannya dari NGK

Jadwalbalap.com – Efisiensi bahan bakar dan pengurangan emisi gas buang menjadi perhatian utama. Dua komponen penting yang berperan dalam mencapai tujuan ini adalah sensor oksigen dan busi iridium.
Keduanya memiliki hubungan erat dalam memastikan proses pembakaran yang optimal, meningkatkan performa mesin, dan mengurangi dampak lingkungan dari kendaraan bermotor.
Karena hal tersebut NGK Spark Plugs mencoba mengulik bersama para jurnalis dengan mengadakan Media Coaching Clinic bertemakan “Material Iridium Standar Busi Mobil Terkini” di CasaKhasa Jakarta (10/2).
Busi dengan material iridium kini semakin banyak diterapkan pada mobil baru berkat kemampuannya dalam memberikan performa yang lebih efisien dan tahan lama.
“Untuk busi Iridium sendiri 50.000–100.000 kilometer atau sekitar 3–4 tahun pemakaian “ terang Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Support, PT Niterra Mobility Indonesia.
Busi iridium memiliki elektroda yang lebih kecil dan konduktivitas tinggi, sehingga mampu menghasilkan percikan api yang lebih stabil dan efisien dibandingkan busi konvensional.
Dengan sistem pengapian yang lebih baik, bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna, mengurangi sisa pembakaran yang dapat mempengaruhi kerja sensor oksigen.
Apa hubungannya busi iridium dan sensor oksigen ? Mari kita jabarkan disini.
Sensor oksigen berfungsi untuk mengukur kadar oksigen dalam gas buang yang keluar dari mesin. Data yang diperoleh kemudian dikirim ke Electronic Control Unit (ECU) untuk menyesuaikan rasio bahan bakar dan udara agar pembakaran berlangsung dengan efisien.
Jika sensor oksigen tidak berfungsi dengan baik, mesin bisa mengalami pembakaran yang tidak sempurna, menyebabkan peningkatan konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang.
Pembakaran yang lebih bersih juga memperpanjang usia sensor oksigen karena mengurangi penumpukan karbon dan residu lain pada sensor tersebut.

Jika sensor oksigen mengalami malfungsi, ECU tidak dapat menyesuaikan rasio bahan bakar dan udara dengan optimal.
Hal ini dapat menyebabkan campuran bahan bakar terlalu kaya atau terlalu miskin. Campuran terlalu kaya menghasilkan pembakaran yang kurang sempurna, meninggalkan residu karbon yang dapat menumpuk pada elektroda busi iridium dan mengurangi efisiensinya.
Sebaliknya, campuran terlalu miskin dapat menyebabkan mesin berjalan terlalu panas, yang dalam jangka panjang dapat merusak elektroda busi.
Penggunaan busi iridium yang lebih tahan lama dan menghasilkan percikan api lebih kuat dapat membantu mengurangi beban kerja sensor oksigen dengan memastikan pembakaran yang lebih bersih.
Dengan begitu, sensor oksigen dapat terus memberikan data akurat kepada ECU, memungkinkan penyesuaian campuran bahan bakar dan udara secara optimal.
Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi bahan bakar tetapi juga mengurangi emisi gas buang, mendukung standar lingkungan yang semakin ketat.
Sensor oksigen dan busi iridium adalah dua komponen yang bekerja bersama dalam meningkatkan efisiensi mesin dan mengurangi dampak lingkungan kendaraan bermotor.
Busi iridium membantu menciptakan pembakaran yang lebih sempurna, sementara sensor oksigen memastikan ECU dapat mengatur rasio bahan bakar dan udara dengan tepat.
Oleh karena itu, perawatan rutin terhadap kedua komponen ini sangat penting untuk memastikan performa kendaraan tetap optimal, konsumsi bahan bakar efisien, dan emisi gas buang tetap rendah.

Niterra Mobility Indonesia selaku produsen Busi NGK memahami kebutuhan pasar yang terus berkembang, oleh karena itu menyediakan berbagai pilihan busi yang disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan berbagai jenis, mulai dari mobil penumpang, kendaraan komersial, hingga motor.
Dengan produk-produk inovatif dan terdepan seperti Busi Platinum (Efisiensi Ekonomis), Busi Iridium (Performa Harian), Busi Laser Iridium (Performa Setara Genuine), hingga Busi Double Precious Metal (Performa dengan Masa Pakai Lebih Panjang), NGK hadir untuk memberikan solusi terbaik dalam pilihan pengapian kendaraan.fey