City Ride Honda EM1 e: Review Nekat Test Sampai Baterai 1 Persen

Jadwalbalap.com – Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba, mencoba Honda EM 1 e:. Motor listrik pertama yang dikenalkan Honda di Indonesia, gegap gempita tentang net zero inilah EM1 e: muncul dan Honda tak mau ketinggalan gerbong.
Awalnya pengen mencoba ke Bogor tapi pihak Wahana Gunsa melarang karena jarak tempuh EM1 e: ini hanya 40 km saja. “Bisa aja cuma 38 km jadi untuk jarak jauh tidak recommended” ujar Deni Kurniawan, staff Wahana Gunsa.
Perubahan plan, kita meminjamnya untuk city ride selama 2 hari (7-8/2) dengan rute Kota Tua, Sunda Kelapa dan Pondok Indah.
Kebetulan kami ditemani 3 orang media untuk membantu dokumentasi, setelah serah terima 1 unit EM1 dan jumatan. Kami start jam 3 sore dari Wahana Gunsa, kali ini pengetesan bukan solo ride tapi boncengan.
Jarak yang kita tempuh dari Wahana Gunsa ke Kota Tua 6,4 km, posisi baterai full 100 persen. Asumsi berbocengan 2 orang, berat 80 kg dan 78 kg total 158 kg yang di bopong EM1 berdimensi 1795 x 680 x 1080 mm ini.
Ragu apakah EM1 ini mampu membopong 2 orang sekaligus yang notabene ini motor listrik, tapi mampu.
Ini dibuktikan saat tarikan awal responsif, ada hal unik jika motor listrik lainnya digas langsung ngacir tapi harus tekan rem dan tombol start macam matic pada umumnya. Ada layar ready hijau artinya siap digunakan.
Pilihan mode hanya ada 2 macam : Econ dan Standar. Nah ini ada perbedaan, jika ingin jalan santai pakai econ, jika mau sedikit ngibrit pakai standar.
Honda mengklaim bahwa top speed 45 km/jam, kami mencobanya lebih dan bisa tembus 48 km/jam. Itu melewati jalanan Jakarta yang super padat, EM1 masih lincah.
Tapi jangan coba-coba menyalip mobil atau motor secara tiba-tiba, karena EM1 ini tidak bisa begitu saja betot gas langsung ngacir.
Ada triknya, harus mengurut throtle gas agar pas saat momen menyalip kendaraan di depan.

Perjalanan kami menuju Kota Tua dengan kecepatan rata-rata 30 km/jam posisi baterai masih menunjukkan 70 persen.
Dikota Tua kita sempatkan dokumentasi dan konten, baru kita lanjutkan ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Sesampai di Sunda Kelapa, posisi baterai sudah menunjukan 50 persen. Kita memutuskan kembali ke daerah Cideng, tempat kami menginap.
Tapi sebelumnya kami mampir ke Wahana Gunsa untuk swap baterai, enaknya swap ini tinggal scan barcode, masukkan baterai dan tarik baterai baru mirip abang-abang ojol itu. Praktis dan murah, baterai pun 100 persen. Karena kami sempat kuatir tadi sampai Wahana Gunsa menunjukkan 20 persen.
Jarak hari pertama total 25 km dan sisa baterai 20 persen, kita belum puas maka di tes hari ke-2 dan sekarang jarak tempuh lebih jauh total 30 km mulai dari Cideng ke Pondok Indah.
Kebetulan kami ada liputan didaerah Pondok Indah, sempat hujan dalam perjalanan tapi tidak deras. EM1 melaju nyaman, pengereman juga pakem karena dilengkapi double cakram.
Komponen yang kami suka adalah sokbeker, terasa empuk ciri khas Honda dalam melibas jalanan berlubang atau gundukan bopeng.
Perjalanan kami lancar tanpa kendala, tapi ada catatan peristiwa. Sewaktu untuk mengembalikkan ke Wahana Gunsa dari Pondok Indah melalui Pasar Baru, Baterai sudah 1 persen mendekati 0 persen.
Ketakutan menghinggapi, kuatir mogok atau dimana mau charge ?. Memang kami dibekali docking charging untuk mengcharge single baterai lithium kapasitas 50,26 V – 29,4 Ah.
Sempat kepikiran untuk mencari warung kopi atau apalah untuk mengcharge, tapi durasi waktu yang tak memungkinkan. Karena untuk charge baterai EM1 mulai (0-100%) 6 jam / (25-75%) 2,7 jam.

Daripada begitu, langsung gas dah. Entar swap baterai di Wahana praktis dan jarak Pasar Baru ke Wahana tinggal dikit.
Baterai 1 persen menyebabkan penurunan kecepatan, ini diperlihatan gambar kura-kura kecil di pojok kiri atas layar digital. Kita tak bisa geber, hanya jalan lambat 10 km/jam saja, jadi pelan-pelan.
Untung alhamdullilah sampai juga di Wahana dan langsung swap baterai, langsung 100 persen.
Kesimpulan kami akan motor listrik milik Honda ini tidak direkomendasi jarak jauh, EM1 ini cocok untuk area kompleks perumahan, perkantoran macam SCBD atau kota Mandiri macam BSD City.
EM1 ini cocok dipakai para pekerja 9 to 5 atau security, kurir dan emak-emak belanja ke pasar. Kemudahan charge baterai juga ada 2 macam : swap dan docking, tidak charge di motor langsung.
Dengan harga 40 juta dengan rasa impor, baterai saja made in India. Apakah anda tertarik?.fey